Sabtu, 26 Januari 2013

Salah Sambung !

Taukah makna cinta sejati? Smoga kita semua tau, bahwa cinta sejati itu bukanlah daun indah yang baru tumbuh, tetapi daun yang telah membantu mengasrikan lingkunganmu.Aku Rival.
Aku mencintai seorang perempuan yang sudah lama menemani hidupku.

Phramana.
Ya, Phram namanya. Gadis manis dan cantik. Slalu sederhana juga perhatian. Yang membuatku selalu membutuhkannya. Dia sangat mencintaiku, aku yakin karena aku merasakan itu.
Minggu malam aku memutuskan untuk bertemu walaupun tadi pagi baru saja ketemu.
Bagai abu-abu rindu yang menggebu, membuat aku ragu untuk menunggu datangnya rasa rindu dikalbu.
''Boleh masuk ay?''
''Gak boleh ah.'' tolaknya sambil menarik tanganku masuk kedalam rumah dengan mesra.
Kami duduk sekarang.
Krriiinng ..... Krriiiing .....
Suara handphoneku mengganggu tatapan wajahku yang berniat ingin menggulum bibir merah itu.
''Siapa nih?''
''Riva''
''Riva mana?Ngapain nelpon?''
''Ini Aldi?''
''Aldi bapak lo''
''Galak ih''
''Ga usah nelpon lagi.Salah sambung''
tuuuuuuuutt ....
Telepon aku matikan. Kesal.
''Siapa?ko marah?'' tanya Phram padaku.
''Ga tau salah sambung. Kesel ajja udah gangguin'' ucapku kesal.
Larut malam dan aku pulang.
Kini rindu terobati. Tapi, aku tidak tau ketika sampai dirumah, pasti rasa itu datang lagi.
Selasa, 27 Juli 2010
aku datang keacara anniversary temanku. Sendirian.
Phram tidak menjawab telepon dan membalas sms ku. Entah kemana.
Sesampai aku dirumah, telepon salah sambung itu datang lagi. Dia sengaja menelponku katanya. Iseng.
Akhirnya aku memutuskan untuk ngobrol dengannya, lagipula suaranya enak didengar tak jauh dengan Phram. Lembut, merayu, pasti si Riva ini cantik.
Kami ngobrol berjam-jam. Padahal bertemu juga belum.
Dia curhat padaku. Katanya, Riva baru ditinggal kekasihnya seminggu yang lalu. Berawal dari tak ada kabar sampai ditinggalkan.
Ya, tak jauh beda denganku hari ini. Wanita yang aku cintai ditelan bumi.
Rabu, 28 Juli 2010
kami memutuskan untuk bertemu. Riva lebih cantik dari yang aku bayangkan. Aku menyukainya karena kecantikannya.
Dua orang kesepian mencari kehangatan. Ya, itulah kami.
Aku tak menyangka dengan keberuntunganku ini. Riva menyatakan cinta padaku. Kita pacaran sekarang.
Phram?
Oh iya aku lupa.
Kamis, 29 Juli 2010
Phram menelponku.
Dia bilang handphonenya hilang kemarin.
Ini pakai handphone baru.
Tpi aku memutuskan untuk menyudahi hubungan dengan Phram hari ini juga. Dia hanya menangis tersedu-sedu,sampai sulit bicara. Ia hanya bisa bertanya satu kata ''kenapa?'' dan aku tak jawab.
Aku bahagia dengan Riva sekarang. Wanita cantik yang baru aku temui kemarin.
Beberapa hari setelah perpisahan dengan Phram, aku mengajak Riva kerumahku untuk menginap.
Pagi sampai siang kita menjalin cinta dirumahku, sore harinya aku pergi meninggalkan Riva sendirian didalam rumahku karna ada keperluan dengan teman sekolahku.
Malam hari aku sampai kembali dirumah.
Betapa terkejutnya aku dengan apa yang telah aku sadari.
Riva sudah tidak ada dirumah. Begitupula dengan sejumlah uang, laptop dan alat elektronik milikku lainnya. Lenyap.
Menyesal? Pasti.
Benda berharga yang kumiliki sekarang hanyalah Handphone yang kubawa ketika menemui teman sekolahku kemarin.
Hari-hari kembali sepi.
Aku memutuskan untuk menelpon Phram untuk sekedar menanyakan kabar. Namun, aku ragu.
Tapi aku lawan rasa ragu ini dengan berani.
Aku menelpon Phram.
Suaranya masih seperti dulu. Lembut, merayu dan bukan penipu.
Bodohnya aku.
Aku menjelaskan mengapa aku menyudahi hubungan dengan Phram
Aku juga menceritakan Riva. Wanita yang seharusnya tak aku ceritakan pada Phram.
Bodohnya aku.
Aku bilang aku menyesal dan meminta maaf.
Dan aku berharap Phram bisa kembali padaku setelah apa yang aku perbuat padanya.
Bodohnya Phram
ia mengucapkan kalimat yang harusnya tak ia ucapkan
Dia bilang,
''Ya. Kita bisa sama-sama lagi'' katanya.
''Rival bodoh ay'' ucapku tersedu-sedu.
Hari-hari kembali sepi.
Dan ceritaku ini, dapat membuktikannya.
Aku memutuskan untuk menelpon Phram untuk sekedar menanyakan kabar. Namun, aku ragu.
Tapi aku lawan rasa ragu ini dengan berani.
Aku menelpon Phram.
Suaranya masih seperti dulu. Lembut, merayu dan bukan penipu.
Bodohnya aku.
Aku menjelaskan mengapa aku menyudahi hubungan dengan Phram
Aku juga menceritakan Riva. Wanita yang seharusnya tak aku ceritakan pada Phram.
Bodohnya aku.
Aku bilang aku menyesal dan meminta maaf.
Dan aku berharap Phram bisa kembali padaku setelah apa yang aku perbuat padanya.
Bodohnya Phram
ia mengucapkan kalimat yang harusnya tak ia ucapkan
Dia bilang,
''Ya. Kita bisa sama-sama lagi'' katanya.
''Rival bodoh ay'' ucapku tersedu-sedu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar